Kamis, 17 Mei 2012

Dari Jember ke Jerman (Radar Jember 3Mei2012)

Sebulan yang lalu saya mendapatkan tugas dari perusahaan untuk berangkat ke Jerman, dalam rangka menghadiri perhalatan internasional, Drupa Print Media Messe 2012. Event Drupa ini adalah perhelatan bidang percetakan tingkat internasional yang diadakan setiap empat tahun sekali di kota Duesseldorf, Jerman. Semua penggiat bisnis dan pemerhati teknologi percetakan dunia akan 'tumplek bleg', berkumpul semua di event Drupa ini. Selama seminggu di Jerman, saya akan memberikan reportase di Radar Jember sebagai bentuk berbagi pengalaman dan bagian dari wujud semangat belajar yang tak pernah ada batasnya, baik dari batasan waktu maupun batasan geografis. Sebelum menyampaikan reportase tentang Drupa, pada reportase pertama ini saya akan mengawali artikel tentang gambaran singkat negeri Panser, Jerman. Negeri Jerman sebenarnya adalah negeri budaya. Di sanalah terlahir penulis, artis dan pemusik - pemusik terkenal dunia seperti Goethe, Bach dan Beethoven. Namun Jerman seakan tidak terlihat sebagai negeri budaya. Hal ini karena sejak era Kaisar Wilhelm pada akhir abad ke-19, kebudayaan Jerman yang maju itu dianggap sebagai bentuk keangkuhan. Bahkan keruntuhan NAZI (Nazionalis yang mengajarkan nasionalis yang ekstrim itu semakin menyadarkan orang bahwa Jerman hanya dapat kembali ke komunitas bangsa sedunia apabila dihindarinya kesan adanya semangat budaya nasional yang berlebihan. Akhirnya, pada saat pendirian Republik Federal Jerman tahun menyerahkan kewenangan budaya kepada negara bagian. Pada saat ini budaya berkembang di masing - masing negara bagian. Situasi ini berkembang terus hingga akhir abad 20 Masehi. Baru sejak tahun 1999 Kekanseliran Federal Jerman membentuk kembali menteri negara kebudayaan dan media pada. Sejak waktu itu ada satu dan lain urusan budaya yang kembali dianggap sebagai hal yang menyangkut seluruh bangsa. Sejak saat itu Berlin menjadi magnet budaya, tempat berkumpulnya sekian banyak budaya yang berbeda-beda dari berbagai negara bagian. Kini kehidupan budaya di Jerman terus berkembang setelah bangun dari tidurnya. Tercatat sekitar 300 teater tetap dan 130 orkes profesional antara Flensburg di utara dan Garmisch di Se¬latan. 630 museum seni rupa dengan koleksi serbaneka yang bertaraf internasional dan membentuk jaringan museum yang unik. Seni lukis muda juga sangat hidup di Jerman dan telah mendapat tempat di dunia internasional. Jerman juga tergolong negara perbukuan yang besar , dengan sekitar 94.000 judul buku baru yang diterbitkan atau dicetak ulang tiap tahun. Di sana terdapat 350 judul surat kabar harian dan ribuan judul majalah membuktikan perkembangan dunia media yang baik. Secara mengesankan Jerman sekarang telah membuktikan bahwa politik ke¬budayaan nasional telah menjadi kebutuhan pada abad ke-21. Di lain pihak, federalisme kebudayaan membangkitkan ambisi negara bagian. Politik kebudayaan memajukan lingkungan setempat. Hmmmm.... Negeri modern yang indah, yang tetap mempertahankan budaya yang menjadi kebanggaannya. Bagaimana dengan kita ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar